Esim - Kutukan Prajurit Sakti part 1
Login:
Password:

Forgot password Register

Article


38
   
Report


[Story]Kutukan Prajurit Sakti

Helaan nafas mengiringi hentak langkahku di barak pusat komando sIndonesia. Penat badanku, mudah lelah, rasa-rasanya sudah berkarat. Sejak naik pangkat ke general, sudah lama diriku tidak turun di medan, cuma berkoordinasi dari HQ bersama para marshal dan general lain. Umurku yang menginjak 100an hari membuatku menjadi yang termuda. Meskipun demikian pengaruhku dalam dewan militer cukup kuat, tetapi sebagian besar mungkin dikarenakan pengaruh ayahku lord of evil , lebih-lebih sejak pesta inaugurasi kenaikan pangkat papa menjadi Supreme Marshal pertama di sIndonesia.

Ku berjalan ke shooting range mengambil sebuah glock 18 garuda custom dari lokerku, mengambil peluru di konter pengawas dan menuju pod latihan. Belum satu pelurupun kutembakkan waktu seorang ajudan berlari menemuiku.
"Gawat ndan, China menyerang kita lewat Western India. Bapak memanggil semua general dan marshal ke command secepatnya. Siaga 1 ndan!"
Ku dengan tenang membidik sasaran di depanku. Kutarik pelatuk dan segera kutinggalkan shooting range menuju bilikku. Di kejauhan kertas sasaran bergambar siluet manusia kuyakin berlubang tepat di bagian kepala.


Presiden Xora Tomodachi membuka pintu conference room, kami berdiri dan memberi salute.
"Istirahat di tempat, tuan-tuan" katanya sambil membawa segepok data penting dan 2 gepok lagi dibawa oleh MoD di sampingnya
"Tuan-tuan sekalian, kita berada dalam kondisi perang..." beliau menambahkan efek hening sebelum melanjutkan
Lalu membahas strategi perang yang suram karena skenario apapun menghasilkan kekalahan besar di pihak kita. Sampai-sampai kami cenderung membahas strategi untuk mengurangi kerugian yang ada alih-alih memenangkan perang.

Tiba-tiba papa menggebrak meja dan berseru
"Pak presiden, mungkin ada cara untuk memenangkan perang laknat ini"
Seluruh mata memandang ke arah prajurit tertinggi ini. Beberapa menit kemudian ia menjabarkan strategi yang menitikberatkan pada penggunaan pasukan kecil untuk membalikkan keadaan.
"Hal ini tidak bisa tidak..." suaranya bergetar "harus meminta general godhand grabik2 "graccus" untuk memimpin covert ops ke Bengal Coast"
Dirinya sadar bahwa misi ini sangat berbahaya, sementara general dan marshal lain dibutuhkan untuk menahan serbuan China, hanya diriku yang memiliki pengalaman cukup dalam operasi rahasia sejak jaman masih kolonel dulu. Aku tahu dia enggan mengirimku ke dalam bahaya, di satu sisi dia mengakui kemampuanku.
"Apakah general graccus bersedia?"
"SIAP PAK PRESIDEN!" bagi prajurit hanya ada 1 pilihan jawaban.

Segera kubuka archive skenario perang bertajuk "Legiun Bayangan", tercantum di sana kode rahasia dan nomor HP khusus. Kuserahkan pada ajudanku untuk menindaklanjuti. Sambil kutekan sebuah nomor khusus angkatan laut sIndonesia
"halo, dengan Laksmana Muda krozbonek ?"
Empat jam kemudian, 2 general beserta 5 colonel duduk bersama krozbonek di onboard hangar SS Ikan Terbang mengarah ke Bengal Coast.
"Good luck graccus, bawalah kemenangan kolonel!" seru krozbonek agak berteriak di tengah-tengah deru mesin pesawat stealth capung, produksi dalam negeri, masih memanggilku dengan sebutan kolonel waktu kita satu pasukan dulu. Kupejamkan mata sebentar menenangkan jantungku yang bergejolak. Lalu kuberikan salute dan tatapan tanpa suara kepadanya. Take off, masih 2 jam sampai drop-off point.
"Siap!" seru penata terjun
"Terjun"
Sambil menahan nafas, kulemparkan tubuhku ke luar pesawat. Jika sial kita bisa mendarat di tengah kepungan musuh, tapi kusingkirkan pikiran buruk itu dan berkonsentrasi untuk mendarat tepat pada rencana sasaran.


Tertatih-tatih kupapah seorang kolonel, kakinya terkilir ketika memotong tali parasutnya yang mendarat di atas pepohonan. Kita tertiup angin dan jatuh jauh ke utara dari bengal coast. Sementara supply senjata yang dijatuhkan dengan parasut kami karena beratnya kulihat terakhir masih di selatan sana. Kita harus bergegas mencari senjata dan melaksanakan misi. Ku tahu papa dan pasukan utama akan mundur teratur dari southern india dan membangun pertahanan di lepas pantai barat sumatra. Besok pagi sumatra akan diluluhlantakkan, dan hanya kamilah yang sanggup mencegah itu terjadi.


Perubahan rencana, sore ini kami akan mengontak milisi India untuk mendapatkan supply senjata sekaligus memprovokasi mereka untuk melakukan pemberontakan. Kuceritakan rencana kami pada Khan pemimpin mereka, seorang blasteran dari ras Arya-Dravida. Menurut cerita anak buahnya masih ada keturunan dari Raja Bengal. Untungnya dia setuju untuk membantu kami terutama kolonel rasyid yang nyeri di kakinya semakin parah karena berjalan 20 mil dari hutan kemari. Sayangnya, dia ragu untuk melakukan pemberontakan. Betapapun persuasi yang kujalankan tetap tidak mengubah ekspresi di wajah dinginnya.


Kutengok kolonel rasyid di tenda pengobatan dan dia sedang merayu seorang gadis berkulit putih dengan mata terang. Tampaknya gadis itu adalah suster di sini (mereka mengenakan sari bukan baju putih2 suster, jadi aku tidak yakin). Dan tampaknya gadis itu termakan rayuannya. Tidak heran, di barak kami pun dia juga termasuk ahli dalam menggiring wanita ke ranjang. Sayang seleranya agak "rendah", "toh cuman semalam" katanya. Beberapa minggu lalu kutegur dia untuk mencari seseorang yang serius dan, dengan bergurau, untuk mencari yang lebih high class sembari menunjuk istri dari seorang marshall yang berumur belasan tahun kontras dengan umur marshal itu yang sudah 40an. Kali ini kuakui, seleranya meningkat jauh. Ku berdehem mengagetkan mereka, segera gadis itu keluar dengan menutup mukanya yang memerah.

General OZEee yang memegang komunikasi melaporkan tidak ada tanda-tanda China akan
menyerang besok pagi, jadi kami mungkin memiliki tambahan waktu. Tapi apapun bisa terjadi. Lalu laporan datang dari kolonel Sagara kalau supply senjata kita sudah ditemukan dan diamankan, sewaktu-waktu pemberontakan mulai, senjata dan boogey yang ada bisa digunakan. Yang jadi masalah, apakah pemberontakan ini bisa jadi atau tidak.

Subuh besoknya ku terima kabar kalau china masi sibuk membantu ally mereka, untunglah masih ada waktu. Negosiasi dengan milisi india ini benar-benar alot. Mereka meminta bantuan persenjataan yang akan membuat campur tangan kita di sini ketahuan. Kuambil jalan tengah untuk membelikan mereka senjata lewat pihak ketiga, pokoknya bukan persenjataan aliansi ALPHA. Tapi konsekuensinya butuh waktu, dan waktu tidak di pihak kita. Pusing, kulangkahkan kaki untuk mencari angin di luar.
Tiba-tiba seorang gadis menabrakku sampai jatuh, gadis yang dirayu si rasyid semalam, sambil terisak dia bangkit dan berlari lagi. Dari arah berlawanan kulihat rasyid berlari mengejarnya dengan pakaian yang tidak rapi. Kutegur dia, yang langsung memberi hormat. Kuajak dia untuk membahas strategi lebih lanjut di tenda kami. Masih memandang ke arah gadis itu berlari, dia patuh mengikutiku ke arah tenda.

Jam 7 malam, kurasakan pergerakan yang mencurigakan di sekitar tendaku. Kolonel Sagara mengkonfirmasi kecurigaanku dengan melaporkan belasan milisi sudah mengepung tenda kita. Apa mereka akan mengkhianati kita? Ku tidak berpikir lebih jauh, dengan berbisik kuminta 2 kolonel yang menjagai persenjataan kami untuk membongkar senjata dan membawanya kemari, kukirimkan pula kode senyap dan pengkhianatan, kuyakin mereka akan bekerja dengan baik. Benar saja 10 menit kemudian mereka menyerbu ke dalam kemah dan menodongkan moncong senjata mereka. Reflek kita juga mencabut pistol kami dan mengarahkan ke mereka sambil berteriak untuk menurunkan senjata mereka.

Khan datang dengan wajah seperti patung anjing penjaga pintu. Dengan bahasa India dia menuding-nuding kolonel rasyid. Kutangkap dia menuduh rasyid menodai adiknya. Tentu kuberusaha mendamaikan, kuminta agar menjelaskan perkaranya. Lalu gadis itu muncul, seketika ku paham kalau gadis itu, Kiran, adalah adik Khan. Komplikasi yang tidak terduga. Lalu seorang tetua berteriak yang artinya kira-kira, "nikahi dia atau mati", yang disergah Khan dengan "rasyid akan mati tidak menikah" atau sesuatu yang seperti itu. Kucoba menengahi dengan bertanya, apakah rasyid bersedia menikahi Kiran. Tanpa ragu rasyid menjawab dalam bahasa India. Lalu kutanya Kiran, dia diam saja. Melihat itu Khan mengokang senjata dan menodong kami lagi diikuti oleh anak buahnya. Dengan lantang kuteriakkan "GARUDAAAA!!!" dan dijawab "JAYAAAA!!!" oleh anak buahku.

Jawaban jaya tidak hanya dari kita berenam di dalam tenda tetapi dari luar pula. tenda kami terbelah dua karena talinya ditarik kearah berlawanan dengan winch boogey. Senjata berat terkokang mengarah ke punggung Khan setelah tembakan peringatan dan geberan gas liar pada boogey yang dilakukan kolonel Bobby. Lampu sorot mengarah ke arah kami. Aku menyatakan kami tidak akan tinggal diam, dan akan menghabisi mereka semua di sini. Ancamanku tidak kosong, banyak wanita dan anak-anak disini. Kutekankan lagi kalau kamu tidak ragu membunuh semua orang demi keselamatan kami. Anak buah Khan mulai goyah. Lalu kutawarkan solusi untuk menikahkan Rasyid dan Kiran. Di India, keluarga pihak perempuanlah yang membayar mahar. Dan langsung saja kuminta mahar agar pemberontakan jadi dilakukan.

bersambung...
======================================================================================

Ayo dukung koran saya .Vote dan sub. Kalo dah subbed jangan unsub
Gambar setelah part 2 jadi sabar ya... :p


Regards

graccus
grabik2

Previous article:
Northern Iran (13 years ago)

Next article:
[Wish-edited-iGo inside]Buatlah diriku orgasme, gov... (12 years ago)

ESim
or
Register for free:
Only letters, numbers, underscore and space are allowed (A-Z,a-z,0-9,_,' ')
Show more

By clicking 'Sign Up!', you agree to the Rules and that you have read the Privacy Policy.

About the game:


USA as a world power? In E-Sim it is possible!

In E-Sim we have a huge, living world, which is a mirror copy of the Earth. Well, maybe not completely mirrored, because the balance of power in this virtual world looks a bit different than in real life. In E-Sim, USA does not have to be a world superpower, It can be efficiently managed as a much smaller country that has entrepreneurial citizens that support it's foundation. Everything depends on the players themselves and how they decide to shape the political map of the game.

Work for the good of your country and see it rise to an empire.

Activities in this game are divided into several modules. First is the economy as a citizen in a country of your choice you must work to earn money, which you will get to spend for example, on food or purchase of weapons which are critical for your progress as a fighter. You will work in either private companies which are owned by players or government companies which are owned by the state. After progressing in the game you will finally get the opportunity to set up your own business and hire other players. If it prospers, we can even change it into a joint-stock company and enter the stock market and get even more money in this way.


In E-Sim, international wars are nothing out of the ordinary.

"E-Sim is one of the most unique browser games out there"

Become an influential politician.

The second module is a politics. Just like in real life politics in E-Sim are an extremely powerful tool that can be used for your own purposes. From time to time there are elections in the game in which you will not only vote, but also have the ability to run for the head of the party you're in. You can also apply for congress, where once elected you will be given the right to vote on laws proposed by your fellow congress members or your president and propose laws yourself. Voting on laws is important for your country as it can shape the lives of those around you. You can also try to become the head of a given party, and even take part in presidential elections and decide on the shape of the foreign policy of a given state (for example, who to declare war on). Career in politics is obviously not easy and in order to succeed in it, you have to have a good plan and compete for the votes of voters.


You can go bankrupt or become a rich man while playing the stock market.

The international war.

The last and probably the most important module is military. In E-Sim, countries are constantly fighting each other for control over territories which in return grant them access to more valuable raw materials. For this purpose, they form alliances, they fight international wars, but they also have to deal with, for example, uprisings in conquered countries or civil wars, which may explode on their territory. You can also take part in these clashes, although you are also given the opportunity to lead a life as a pacifist who focuses on other activities in the game (for example, running a successful newspaper or selling products).


At the auction you can sell or buy your dream inventory.

E-Sim is a unique browser game. It's creators ensured realistic representation of the mechanisms present in the real world and gave all power to the players who shape the image of the virtual Earth according to their own. So come and join them and help your country achieve its full potential.


Invest, produce and sell - be an entrepreneur in E-Sim.


Take part in numerous events for the E-Sim community.


| Terms of Service | Privacy policy | Support | Alpha | Luxia | Primera | Secura | Suna | Magna | Pangea | Oria | e-Sim: Countryballs Country Game
PLAY ON